widget

Kamis, 07 November 2013

PRESPEKTIF GLOBAL DARI VISI GEOGRAFI, SEJARAH DAN EKONOMI

BAB I                                                      
(PENDAHULUAN)

A.    Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran ini merupakan pembahasan dari pembahasan lanjutan dari pembahasan sebelumnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan pengusaan materi pada modul pertama ini menjadi landasan pemahaman serta penguasaan modul kedua. Disini kita akan mempelajari prespektif global dalam geografi,sejarah, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, dan pengaruh kemajuan IPTEK dalam transportasi, komunikasi, serta perkembangan internasional. Dalam bab ini diharapkan dapat memiliki kemampuan menggunakan prespektif global dari sudut :
1.      Geografi
2.      Sejarah
3.      Ekonomi
4.      Politik
5.      Sosiologi
6.      Antropologi
7.      Iptek
8.      Transportasi dan komunikasi
9.      Internasional

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa itu Prespektif global dari visi geografi ?
2.      Apa itu prespektif global dari visi sejarah ?
3.      Apa itu prespektif global dari visi ekonomi?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk dapat mengetahui apa itu Prespektif global dari visi geografi
2.      Untuk dapat mengetahui Apa itu prespektif global dari visi sejarah
3.      Untuk dapat mengetahui apa itut prespektif global dari visi ekonomi



BAB II
PRESPEKTIF GLOBAL DARI VISI GEOGRAFI, SEJARAH DAN EKONOMI

Cobalah anda amati dan hayati kehidupakn kita saat ini. Cukup banyak barang keperluan sehari-hari itu berasal dari Negara lain. Kenyataan-kenyataan serta peristiwa-peristiwa tersebut telah menjelajah dari waktu kewaktu dan dari kawasan atau ruang kekawasan atau ruang yang satu ke bagian dunia yang lainnya.
Setelah kita melihat ilustrasi singkat tadi marilah kita meninjau prespektif global itu dari sudut ilmu social masing-masing kita mulai prespektif global dari visi geografi.

A.    Prespektif Global Dari Visi Geografi

Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam konteks keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan bumi yang 3 dimensi, terdiri atas muka bumi yang berupa darat dan perairan serta kolom udara diatasnya. Oleh karena itu, prespektif geografi adalah prespektif keruangan yang bertahap dari prespektif lokal, regional sampai ke prespektif global.

Prespektif geografi atau prespektif keruangan adalah suatu kemampuan, memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan bumi, baik untuk masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang. Pendekatan yang dapat diterapkan prespektif keruangan ini, yaitu pendekatan sejarah dan kemampuan meprediksi. Seperti yang telah dikemukakan diatas, lingkup kajian prespektif keruangan ini berkembang mulai dari prespektif lokal, prespektif regional, sampai prespektif global, perhatikan, amati, dan hayati keadaan serta perkembangan yang terjadi ditempat anda dari waktu kewaktu.

Melalui pengamatan preskpektif lokal, anda dapat menyaksikanperkampungan yang satu dengan yang lain menjadi bersambung membantuk perkampungan yang lebih luas dari perkampungan-perkampungan semula. Disini terjadi proses social ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk (manusia) dan salidalamng ketergantungan dalam (interdependensi) barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan yang demikian, preskpektif geografi anda tidak hanya berbatas pada ruang yang disebut kampong atau perkampungan melainkan terdorong pada kawasan-kawasan yang lebih luas.

Dalam proses perluasan kota dan penambahan serta pertambahan penduduknya, telah terjadi proses yang dikenal dengan sebutan Urbanisasi. Urbanisasi sebagai suatu proses menurut W.J. Waworoentoe, A. Sjarif Puradimadja, Uton Rustam (Prisma, 1972:7-12), terjadi karena adanya tiga peristiwa yang berkaitan satu sama lain. Tiga persitiwa yang termasuk kedalam proses urbanisasi itu :

·         Perpindahan pendudukan dari pedesaan ke perkotaan,
·         Perluasan area atau kawasan kota dan
·         Perubahan cara hidup sebagai orang kota
Dari pembahasan yang baru kita ikuti, prespektif geografi atau prespektif keruagan itu tidak lagi melihat kawasan lokal semata, melainkan telah menjangkau kawasan yang lebih luas. Oleh karena itu, persperktif geografi ini dapat disebut sebagai perspektif regional. Pengertian region atau atau wilayah atau kawasan menurut Peter Hagget (1975:6). Adalah bagian dari permukaan bumi, baik alamiah maupun binaan manusia yang memebedakan diri dari areal yang ada di sekitarnya. Ukuran region luasnya bervariasi mulai dari yang sempit seperti wilayah kabupaten, lebih luas lagi wilayah provinsi, dan lebih luas lagi kawasan timur Indonesia, kawasan ASEAN, kawasan asia pasifik, kawasan timur tengah, dst.
Dengan menerapkan pengamatan penghayatan, dan prediksi prespektif regional, anda dapat mengkaji perubahan dalam ruang yang disebut region atau wilayah.
Perkembangan dan interaksi serta interdependensi keruangan itu, tidak hanya terjadi antar regional didalam provinsi dan didalam negeri, melainkan menembus batas-batas Negara. Interkaksi keruangan antar region ini tercermin dari pakaian, makanan, kesenian, dan perdagangan. Prespektif geografi atau prespektif keruangan yang paling luas adalah prespektif global. Bagi studi geografi, inipun tidak asing. Dalam bidang geografi terkenal adanya konsep dasar globalisme dan bumi sebagai suatu planet dan mengungkapkan bahwa bumi sebagai suatu global atau suatu planet itu berdampak luas terhadap kondisi alamnya dan kondisi kehidupan yang mendunia.
Berdasarkan analisis prespektif geografi atau preskpektif keruangan, penggundulan hutan yang terjadi secara regional dikawasan tertentu dipermukaan bumi, pencemaran udara yang berlebihan dikawasan tertentu, tidak hanya berdampak negative pada kawasan yang bersangkutan, melainkan juga berdampak global bagi seluruh dunia. Pemanasan global yang telah menjadi kepedulian pakar-pakar lingkungan dan pakar klimatologi meruapakan contoh prespektif global dari kajian geografi. Oleh karena itu, prespektif global ini dilihat dari jangkauannya, merupakan prespektif “khas” geografi.
Selanjutnya bahwa prespektif global itu dapat diterapkan pada bidang ilmu yang lain, dapat ditelaah pernyataan Preston E. James (1979; 11), yaitu bahwa geografi dapat dikatakan sebagai induk ilmu, dengan ketentuan bahwa geografi dapat dikatakan sebagai induk ilmu dengan ketentuan bahwa kajian ilmu apapun pengamataannya selalu dimulai dari permukaan tempat objek kajian itu berada.  Dengan demikian, prespektif global sebagai prespektif geografi menjadi alndasan sudut pandang ilmu apap pun, selama aspek kajian yang meluas itu masil melekatan di permukaan bumi.
Dari kajian yang dapat dikatakan “hampi murni” geografi berkenaan dengan penerapan prespektif global, yaitu tentang pemanasan global. Akibat meningkatnya jumlah karbon dioksida di atmosfer, efek rumah kaca di atmosfer ini juga meningkat.

B.     Prespektif Global Dari Visi Sejarah
Menurut Immanuel Khan, sejarah dan geografi merupakan ilmu dwitunggal artinya jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu ‘’kapan terjadi’’ pengungkapan itu masih belum lengkap jika tidak dipertanyakan ‘’dimana’’ tempat terjadinya. Perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu dengan kata lain perpektif sejarah itu sama dengan perpektif waktu, pertama waktu yang telah lampau.
Selanjutnya perspektif global dari sudut pandang sejarah tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, terang, pertemuan internasional, dan peristiwa-peristiwa sejarah yang memiliki dampak luas terhadap tratanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya serta pengembangan kualitas SDM generasi muda.
Tokoh-tokoh agama para nabi dan rasul merupakan tokoh-tokoh yang berpengaruh pada umatnya pada saat mereka masih hidup kawasan lingkungannya masa itu. tokoh sejarah bahkan tokoh dunia yang demikian itu menjadi sorotan perspektif global bukan hanya dari sudut pandang sejarah melainkan juga dari sudut pandang ilmu lainnya. Contoh bangun - bangun bersejarah seperti ka’bah dan masjidil haram di mekkah,  piramida di mesir, tembok besr di cina, masjid tajmahal dan candi borobudur di indonesia yang merupakan beberapa bangunan keajaiban dunia tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah melainkan memiliki nilai global.
Perang di berbagai kawasan terutama perang dunia yang tercatat sebagai peristiwea sejarah tidak hanya dilihat dari dahsyatnya senjata dan pembunuhan umat manusia namun dilihat dari sudut pandang global dapat  diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya.
Pertemuan internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain : konferensi Asia - Afrika (1955) yang terkenal dengan ‘’semangat Bandung’’ kelak meningkatkan kesadaran masyarakat Asia-Afrika akan haknya sebagai umat yang memilki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang meningkatkan martabat manusia di kawasan ini.

C.    Prespektif Global Dilihat Dari Visi Ekonomi

Sebelum kita membahas bagaimana perspektif global itu ditinjau dari sudut pandang ekonomi, kita akan melihat apakah sesungguhnya ilmuEkonomi itu. Dari acuan ini nanti mudah-mudahan kita dapat menentukan apa dan bagaimana perspektif ekonomi.
Menurut H.W. Arndt dan Gerardo P Sicat (1991:3)
Ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia mempunyai yang tidak terbatas tersebut,tersedia sumber daya yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas.
Karenanya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternative. Pilihan penggunaan dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan).
Berdasarkan konsep tadi, pembahasan ilmu ekonomi menyangkut beberapa aspek yang meliputi :

a.       Menetukan pilihan
b.      Keinginan yang tidak terbatas
c.       Persediaan sumber daya terbatas, bahkan ada yang langka
d.      Kegunaan alternative sumber daya dan
e.       Penggunaan hari ini dan hari esok
Dari aspek-aspek yang telah di kemukakan tadi, jelas bahwa prespektif ekonomi terkait dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang di prespektifkan terutama, berkenaan dengan keinginan yang “cenderung” tidak terbatas. Persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan alternative sumber daya.
Prespektif ke esok hari atau masalah yang akan datang terkait luas dengan pertumbuhan penduduk, kemjuan dan penerapan IPTEK dalam proses produksi serta distribusi, kebutuhan yang cenderung tidak terbatas kuantitasnya, dan akhirnya persediaan sumber daya yang terbatas bahkan langka sedangkan penggunaan sumber daya alternatif sengat berkaitan dengan IPTEK dan kecenderungan kebudayaan.
Dari prespektif kependudukan, pada tujuh juli 1986, menurut perhitungan Lembaga Kependudukan Dunia, telah terjadi peristiwa penting dengan tercapainya angka lima milyar jumlah pendudukan dunia. Selanjutnya, berdasarkan lembaga yang sama penduduk dunia bertambah satu juta tiap empat atau lima hari. Berdasarkan perkiraan lebih lanjut pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia ini akan mencapai 8 Milyar. (Barney, 1977: 11). Angka-angka itu menunjukan betapa cepatnya pertumbuhan penduduk dunia. Hal tersebut menjadi landasan perhitungan pertumbuhan kebutuhan mausia. Ketidak terbatasan kebutuhan itu,  tidak semata-mata didasari oleh keinginan yang tidak terbatas. Namun juga dilandasi oleh pertumbuhan yang mau tidak mau harus dilayani oleh persediaan dan peningkatan produksi.
Anda telah mengetahui bahwa dari sekian jenis sumber daya, khususnya sumber daya alam, ada yang dapat diperharui (tumbuh-tumbuhan dan hewan) dan yang tidak dapat diperbaharui (Migas Batu bara) sumber daya yang sifatnya tidak terbarukan akan habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas sedangkan pihak lain, kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang cenderung tidak terbatas. Kesenjangan ini bukan bersifat lokal atau regional, melainkan telah menjadi masalah global. Disini dituntut “kiat-kiat” ekonomi untuk menciptkan keseimbangan antara konsumsi dari satu pihak, dan diproduksi dilain pihak. Salah satu pihak itu, bagaimana kemajuan dan penerapan IPTEK berupaya mencari jalan keluar dari masalah tadi.
Cobalah anda hayati bahwa kita tidak dapat melepaskan diri dari pemanfaatan teknologi atau lebih luas lagi pemanfaatan IPTEK namun juga anda amati dan hayati lingkungan sekitar yang rusak serta terkuras oleh penerapan dan pemanfaatan IPTEK itu. Masal ini hanya bukan merupakan masalah lingkungan dan perkonomian hanya terjadi secara lokal ditempat anda saja. Melainkan telah menjadi masalah dunia atau masalah global.
Dalam kondisi global yang penuh dengan kesenjangan, masalah dan tantangan baik ekonomi, social, budaya, politik, maupun lingkungan, pengembangan dan pembinaan ahlak menjadi kunci penyelamat kehidupan dengan lingkungannya. Oleh karena itu, untuk menghadapi prespektif global ekonomi beruapa perekonomian pasar bebas, beralihnya kawasan ekonomi maju dari Atlantik ke Pasific dan kebangkitan ekonomi Asia-Afrika, kita bangsa Indonesia wajib siapmental dengan ahlak yang tinggi. Tantangan global di bidang ekonomi tidak akan kunjung reda. Penyediaan SDM generasi muda Indonesia menghadapi abad XXI dengan arus globalnya, wajib di rintis sedini mungkin. Sikap mental wiraswasta harus menjadi SDM menantang.


Rabu, 16 Oktober 2013

Globalisasi Dalam Dunia Pendidikan Di Indonesia



Dunia internasional sekarang diwarnai oleh globalisasi. Semakin menyempitnya dunia akibat perkembangan teknologi, telekomunikasi, dan transportasi memunculkan kecenderungan similaritas uniformitas dari para individu, kelompok, dan sistem sosial yang melewati bahkan menghapus batas tradisional negara. Begitu juga dengan pendidikan, semakin berkembangnya zaman yang diwarnai oleh globalisasi maka pendidikan juga harus mampu menyeimbanginya dan mengembangkan mutu serta kualtas dalam bidang pendidikan agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi. Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, yaitu dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global. Oleh karena itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa agar memungkinkan para anak didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasasn, kebersamaan dan tanggung jawab. Selain itu, pendidikan harus dapat menghasilkan lulusan yang bisa memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan di dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan pengelolaan pendidikan Indonesia yang berwawasan global.
Mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan beragam dan kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Hal ini hanya dapat dilaksanakan jika kepala sekolah di tingkat unit terkecil, memiliki sejumlah kompetensi dasar untuk bisa mengelola sekolah secara baik.
Kekuatan globalisasi menurut analisis para ahli pada umumnya bertumpu pada 4 kekuatan global, yaitu:
a.    Kemajuan iptek terutama dalam bidang informasi dan inovasi-inovasi baru di dalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.
b.   Perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan iptek.
c. Kerjasama regional dan internasional yang telah menyatukan kehidupan bersama dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara.
d. Meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta kewajiban manusia di dalam kehidupan bersama, dan sejalan dengan itu semakin meningkatnya kesadaran bersama dalam alam demokrasi.
Kemajuan iptek yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Sebagai contoh, berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuka program kelas internasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Inilah yang dimaksud dengan globalisasi pendidikan.
Pendidikan yang berwawasan global dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.     Perspektif Kurikuler
Berdasarkan persperktif kurikuler, pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah dan professional dengan meningkatkan kemampuan individu dalam memahami masyarakatnya dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat dunia, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
      1)  Mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonomi bangsa lain dengan titik berat memahami adanya saling ketergantungan
2)  Mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan setempat, dan
      3)  Mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai kemampuan dan keterampilan untuk bekerjasama guna mewujudkan kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik.


b.      Perspektif Reformasi
Berdasarkan perspektif reformasi pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersediakan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi. Pendidikan harus mengkhaitkan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Dengan demikian, sekolah harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat tersebut harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan masyarakat dunia.

Dampak positif pendidikan berwawasan global:
a.  Semakin mudahnya akses informasi.
b.  Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang professional dan berstandar Internasional dalam bidang pendidikan.
c.  Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain.
d. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing.
Dampak negativ pendidikan berwawasan global:
a.  Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal.
b.  Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang berdampak munculnya “tradisi serba instant”.
c.  Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan didalam dunia pendidikan.
d.  Semakin terkikisnya kebudayaan akibat masuknya budaya dari luar.
e.   Globalisasi mengakibatkan melonggarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara.

DAMPAK GLOBALISASI MEDIA TERHADAP MASYARAKAT DAN BUDAYA INDONESIA


  Peran media masa dalam kehidupan sosial, terutama dalam kehidupan modern tidak ada yang menyangkal, menurut Mc Quail dalam bukunya Mass Communication Theories(2000 : 66), ada enam perspektif dalam hal melihat peran media.Pertama, melihat media masa sebagai window on event and experriece. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi disana. Atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.Kedua, media juga sering dianggap a mirror of event in society and the word implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia yang merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola sering merasa tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan , konflik, pornografi, dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, angle, arah framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para professional media, dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahwi apa yang mereka inginkan.Ketiga, memandang media masa sebagai filter, sebagai guide atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk content yang lain berdasar standar para pengelolanya. Disini khalayak “dipilihkan“ oleh media tentang apa-apa yang layak diketahwi dan mendapat perhatian.Keempat, media masa acapkali juga dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan atau menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian , atau alternative yang beragam.Kelima, melihat media sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi danide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan dan umpan balik.Keenam, media masa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga parthner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.Pendeknya semua ini ingin menunjukkan, peran media dalam kehidupan sosial bukan sekedar sarana divercion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam kehidupan sosial. Isi media masa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di media masa akan mempengaruhi realitas subyektif pelaku interaksi sossial. Gambaran tentang realitas yang dibentuk oleh isi media masa inilah yang nantinya mendasari respond an sikap terhadap berbagai objek social. Informasi yang salah dari media masa akan memunculkan gambaran yang salah pula terhadap obyek sosial itu. Karenanya media masa dituntut menyampaikan informasi secara akurat dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral penyajian media masa.  


GLOBALISASI MEDIA

Bertolak dari besarnya peran media massa  dalam mempengaruhi pemikiran khalayaknya, tentulah perkembangan media massa di Indonesia  pada massa akan datang harus dipikirkan lagi. Apalagi menghadapi globalisasi media massa yang tak terelakan lagi.Lantas bagaimana bagi negara berkembang seperti Indonesia menyikapi fenomena transformasi media terhadap perilaku masyarakat dan budaya? Bukankah globalisasi media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, Koran, buku, film, vcd dan kini  lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada kehidupan masyarakat?  Saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalamai serbuan yang hebat dari berbagai produk pornografi berupa tabloid, majalah, buku bacaan di media cetak, televisi, radio dan terutama adalah peredaran bebas VCD. Baik yang datang dari luar negeri maupun yang diproduksi sendiri. Walaupun media pornografis bukan barang baru bagi Indonesia, namun tidak pernah dalam skala seluas sekarang. Bahkan beberapa orang asing menganggap Indonesia sebagai “surga pornografi” karena sangat mudahnya mendapatkan produk-produk pornografi dan harganya pun murah.Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah membawa nuansa budaya dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui media yang kian terbuka dan terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi tentang peradaban baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Padahal, kita menyadari belum semua warga negara mampu menilai sampai dimana kita sebagai bangsa berada. Begitulah, misalnya, banjir informasi dan budaya baru yang dibawa media tak jarang teramat asing dari sikap hidup dan norma yang berlaku. Terutama masalah pornografi, dimana sekarang wanita-wanita Indonesia sangat terpengaruh oleh trend mode dari Amerika dan Eropa yang dalam berbusana cenderung minim, kemudian ditiru habis-habisan. Sehingga kalau kita berjalan-jalan di mal atau tempat publik sangat mudah menemui wanita Indonesia yang berpakaian serba minim mengumbar aurat. Di mana budaya itu sangat bertentangan dengan norma yang ada di Indonesia. Belum lagi maraknya kehidupan free sex di kalangan remaja masa kini. Terbukti dengan adanya video porno yang pemerannya adalah orang-orang Indonesia.  Di sini  pemerintah dituntut untuk bersikap aktif tidak masa bodoh melihatperkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Menghimbau dan kalau perlu melarang berbagai sepak terjang masyarakt yang berperilaku tidak semestinya.  


SOLUSI


Sekarang di Indonesia bermunculan lembaga-lembaga media watch yang keras terhadap pers sebagai jawaban terhadap kian maraknya penerbitan yang bisa disebut “pers kuning”, “Massen Preese” dan “Geschaft Presse”. Melalui media massa pun, kita dapat membangun opini publik, karena media mempunyai kekuatan mengkonstruksi masyarakat. Misalnya melalui pemberitaan tentang dampak  negatif pornografi, komentar para ahli dan tokok-tokoh masyarakat yang anti pornografi atau anti media pornografi serta tulisan-tulisan, gambar dan surat pembaca yang berisikan realitas yang dihadapi masyarakat dengan maraknya