BAB I
(PENDAHULUAN)
A.
Latar
Belakang Masalah
Kegiatan
pembelajaran ini merupakan pembahasan dari pembahasan lanjutan dari pembahasan
sebelumnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan pengusaan materi pada modul
pertama ini menjadi landasan pemahaman serta penguasaan modul kedua. Disini
kita akan mempelajari prespektif global dalam geografi,sejarah, ekonomi,
politik, sosiologi, antropologi, dan pengaruh kemajuan IPTEK dalam
transportasi, komunikasi, serta perkembangan internasional. Dalam bab ini
diharapkan dapat memiliki kemampuan menggunakan prespektif global dari sudut :
1.
Geografi
2.
Sejarah
3.
Ekonomi
4.
Politik
5.
Sosiologi
6.
Antropologi
7.
Iptek
8.
Transportasi dan komunikasi
9.
Internasional
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa itu Prespektif global dari visi
geografi ?
2.
Apa itu prespektif global dari visi
sejarah ?
3.
Apa itu prespektif global dari visi
ekonomi?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk dapat mengetahui apa itu
Prespektif global dari visi geografi
2.
Untuk dapat mengetahui Apa itu
prespektif global dari visi sejarah
3.
Untuk dapat mengetahui apa itut
prespektif global dari visi ekonomi
BAB
II
PRESPEKTIF
GLOBAL DARI VISI GEOGRAFI, SEJARAH DAN EKONOMI
Cobalah
anda amati dan hayati kehidupakn kita saat ini. Cukup banyak barang keperluan
sehari-hari itu berasal dari Negara lain. Kenyataan-kenyataan serta
peristiwa-peristiwa tersebut telah menjelajah dari waktu kewaktu dan dari
kawasan atau ruang kekawasan atau ruang yang satu ke bagian dunia yang lainnya.
Setelah
kita melihat ilustrasi singkat tadi marilah kita meninjau prespektif global itu
dari sudut ilmu social masing-masing kita mulai prespektif global dari visi
geografi.
A.
Prespektif
Global Dari Visi Geografi
Geografi adalah ilmu
keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam konteks keruangannya. Ruang
yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan bumi yang 3 dimensi, terdiri
atas muka bumi yang berupa darat dan perairan serta kolom udara diatasnya. Oleh
karena itu, prespektif geografi adalah prespektif keruangan yang bertahap dari
prespektif lokal, regional sampai ke prespektif global.
Prespektif geografi
atau prespektif keruangan adalah suatu kemampuan, memandang secara mendalam
berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan bumi, baik
untuk masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang. Pendekatan
yang dapat diterapkan prespektif keruangan ini, yaitu pendekatan sejarah dan
kemampuan meprediksi. Seperti yang telah dikemukakan diatas, lingkup kajian
prespektif keruangan ini berkembang mulai dari prespektif lokal, prespektif
regional, sampai prespektif global, perhatikan, amati, dan hayati keadaan serta
perkembangan yang terjadi ditempat anda dari waktu kewaktu.
Melalui pengamatan
preskpektif lokal, anda dapat menyaksikanperkampungan yang satu dengan yang
lain menjadi bersambung membantuk perkampungan yang lebih luas dari
perkampungan-perkampungan semula. Disini terjadi proses social ekonomi dalam
bentuk interaksi antar penduduk (manusia) dan salidalamng ketergantungan dalam
(interdependensi) barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan yang
demikian, preskpektif geografi anda tidak hanya berbatas pada ruang yang
disebut kampong atau perkampungan melainkan terdorong pada kawasan-kawasan yang
lebih luas.
Dalam proses perluasan
kota dan penambahan serta pertambahan penduduknya, telah terjadi proses yang dikenal
dengan sebutan Urbanisasi. Urbanisasi sebagai suatu proses menurut W.J.
Waworoentoe, A. Sjarif Puradimadja, Uton Rustam (Prisma, 1972:7-12), terjadi
karena adanya tiga peristiwa yang berkaitan satu sama lain. Tiga persitiwa yang
termasuk kedalam proses urbanisasi itu :
·
Perpindahan pendudukan dari pedesaan ke
perkotaan,
·
Perluasan area atau kawasan kota dan
·
Perubahan cara hidup sebagai orang kota
Dari
pembahasan yang baru kita ikuti, prespektif geografi atau prespektif keruagan
itu tidak lagi melihat kawasan lokal semata, melainkan telah menjangkau kawasan
yang lebih luas. Oleh karena itu, persperktif geografi ini dapat disebut
sebagai perspektif regional. Pengertian region atau atau wilayah atau kawasan
menurut Peter Hagget (1975:6). Adalah bagian dari permukaan bumi, baik alamiah
maupun binaan manusia yang memebedakan diri dari areal yang ada di sekitarnya.
Ukuran region luasnya bervariasi mulai dari yang sempit seperti wilayah
kabupaten, lebih luas lagi wilayah provinsi, dan lebih luas lagi kawasan timur
Indonesia, kawasan ASEAN, kawasan asia pasifik, kawasan timur tengah, dst.
Dengan
menerapkan pengamatan penghayatan, dan prediksi prespektif regional, anda dapat
mengkaji perubahan dalam ruang yang disebut region atau wilayah.
Perkembangan
dan interaksi serta interdependensi keruangan itu, tidak hanya terjadi antar
regional didalam provinsi dan didalam negeri, melainkan menembus batas-batas
Negara. Interkaksi keruangan antar region ini tercermin dari pakaian, makanan,
kesenian, dan perdagangan. Prespektif geografi atau prespektif keruangan yang
paling luas adalah prespektif global. Bagi studi geografi, inipun tidak asing.
Dalam bidang geografi terkenal adanya konsep dasar globalisme dan bumi sebagai
suatu planet dan mengungkapkan bahwa bumi sebagai suatu global atau suatu
planet itu berdampak luas terhadap kondisi alamnya dan kondisi kehidupan yang
mendunia.
Berdasarkan
analisis prespektif geografi atau preskpektif keruangan, penggundulan hutan
yang terjadi secara regional dikawasan tertentu dipermukaan bumi, pencemaran
udara yang berlebihan dikawasan tertentu, tidak hanya berdampak negative pada
kawasan yang bersangkutan, melainkan juga berdampak global bagi seluruh dunia.
Pemanasan global yang telah menjadi kepedulian pakar-pakar lingkungan dan pakar
klimatologi meruapakan contoh prespektif global dari kajian geografi. Oleh
karena itu, prespektif global ini dilihat dari jangkauannya, merupakan
prespektif “khas” geografi.
Selanjutnya
bahwa prespektif global itu dapat diterapkan pada bidang ilmu yang lain, dapat
ditelaah pernyataan Preston E. James (1979; 11), yaitu bahwa geografi dapat
dikatakan sebagai induk ilmu, dengan ketentuan bahwa geografi dapat dikatakan
sebagai induk ilmu dengan ketentuan bahwa kajian ilmu apapun pengamataannya
selalu dimulai dari permukaan tempat objek kajian itu berada. Dengan demikian, prespektif global sebagai
prespektif geografi menjadi alndasan sudut pandang ilmu apap pun, selama aspek
kajian yang meluas itu masil melekatan di permukaan bumi.
Dari
kajian yang dapat dikatakan “hampi murni” geografi berkenaan dengan penerapan
prespektif global, yaitu tentang pemanasan global. Akibat meningkatnya jumlah karbon dioksida di atmosfer, efek rumah kaca di atmosfer ini juga
meningkat.
B.
Prespektif
Global Dari Visi Sejarah
Menurut Immanuel
Khan, sejarah dan geografi merupakan ilmu dwitunggal artinya jika sejarah
mempertanyakan suatu peristiwa itu ‘’kapan terjadi’’ pengungkapan itu masih
belum lengkap jika tidak dipertanyakan ‘’dimana’’ tempat terjadinya. Perspektif
sejarah mengacu pada konsep waktu dengan kata lain perpektif sejarah itu sama
dengan perpektif waktu, pertama waktu yang telah lampau.
Selanjutnya
perspektif global dari sudut pandang sejarah tentang tokoh-tokoh,
bangunan-bangunan, terang, pertemuan internasional, dan peristiwa-peristiwa
sejarah yang memiliki dampak luas terhadap tratanan kehidupan global, dapat
dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya serta
pengembangan kualitas SDM generasi muda.
Tokoh-tokoh
agama para nabi dan rasul merupakan tokoh-tokoh yang berpengaruh pada umatnya
pada saat mereka masih hidup kawasan lingkungannya masa itu. tokoh sejarah
bahkan tokoh dunia yang demikian itu menjadi sorotan perspektif global bukan
hanya dari sudut pandang sejarah melainkan juga dari sudut pandang ilmu
lainnya. Contoh bangun - bangun bersejarah seperti ka’bah dan masjidil haram di
mekkah, piramida di mesir, tembok besr
di cina, masjid tajmahal dan candi borobudur di indonesia yang merupakan
beberapa bangunan keajaiban dunia tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah
melainkan memiliki nilai global.
Perang
di berbagai kawasan terutama perang dunia yang tercatat sebagai peristiwea
sejarah tidak hanya dilihat dari dahsyatnya senjata dan pembunuhan umat manusia
namun dilihat dari sudut pandang global dapat
diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya.
Pertemuan
internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain :
konferensi Asia - Afrika (1955) yang terkenal dengan ‘’semangat Bandung’’ kelak
meningkatkan kesadaran masyarakat Asia-Afrika akan haknya sebagai umat yang
memilki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang
meningkatkan martabat manusia di kawasan ini.
C.
Prespektif
Global Dilihat Dari Visi Ekonomi
Sebelum kita membahas bagaimana
perspektif global itu ditinjau dari sudut pandang ekonomi, kita akan melihat
apakah sesungguhnya ilmuEkonomi itu. Dari acuan ini nanti mudah-mudahan kita
dapat menentukan apa dan bagaimana perspektif ekonomi.
Menurut
H.W. Arndt dan Gerardo P Sicat (1991:3)
Ilmu ekonomi adalah
suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok
masyarakat menentukan pilihan. Manusia mempunyai yang tidak terbatas
tersebut,tersedia sumber daya yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini
tidak tersedia dengan bebas.
Karenanya, sumber daya
ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternative. Pilihan penggunaan
dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok
(masa depan).
Berdasarkan konsep
tadi, pembahasan ilmu ekonomi menyangkut beberapa aspek yang meliputi :
a. Menetukan
pilihan
b. Keinginan
yang tidak terbatas
c. Persediaan
sumber daya terbatas, bahkan ada yang langka
d. Kegunaan
alternative sumber daya dan
e. Penggunaan
hari ini dan hari esok
Dari
aspek-aspek yang telah di kemukakan tadi, jelas bahwa prespektif ekonomi
terkait dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang di
prespektifkan terutama, berkenaan dengan keinginan yang “cenderung” tidak
terbatas. Persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya
penggunaan alternative sumber daya.
Prespektif
ke esok hari atau masalah yang akan datang terkait luas dengan pertumbuhan
penduduk, kemjuan dan penerapan IPTEK dalam proses produksi serta distribusi,
kebutuhan yang cenderung tidak terbatas kuantitasnya, dan akhirnya persediaan sumber
daya yang terbatas bahkan langka sedangkan penggunaan sumber daya alternatif
sengat berkaitan dengan IPTEK dan kecenderungan kebudayaan.
Dari
prespektif kependudukan, pada tujuh juli 1986, menurut perhitungan Lembaga
Kependudukan Dunia, telah terjadi peristiwa penting dengan tercapainya angka
lima milyar jumlah pendudukan dunia. Selanjutnya, berdasarkan lembaga yang sama
penduduk dunia bertambah satu juta tiap empat atau lima hari. Berdasarkan
perkiraan lebih lanjut pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia ini akan mencapai
8 Milyar. (Barney, 1977: 11). Angka-angka itu menunjukan betapa cepatnya
pertumbuhan penduduk dunia. Hal tersebut menjadi landasan perhitungan
pertumbuhan kebutuhan mausia. Ketidak terbatasan kebutuhan itu, tidak semata-mata didasari oleh keinginan
yang tidak terbatas. Namun juga dilandasi oleh pertumbuhan yang mau tidak mau
harus dilayani oleh persediaan dan peningkatan produksi.
Anda
telah mengetahui bahwa dari sekian jenis sumber daya, khususnya sumber daya
alam, ada yang dapat diperharui (tumbuh-tumbuhan dan hewan) dan yang tidak
dapat diperbaharui (Migas Batu bara) sumber daya yang sifatnya tidak terbarukan
akan habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas sedangkan pihak
lain, kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang
cenderung tidak terbatas. Kesenjangan ini bukan bersifat lokal atau regional,
melainkan telah menjadi masalah global. Disini dituntut “kiat-kiat” ekonomi
untuk menciptkan keseimbangan antara konsumsi dari satu pihak, dan diproduksi
dilain pihak. Salah satu pihak itu, bagaimana kemajuan dan penerapan IPTEK
berupaya mencari jalan keluar dari masalah tadi.
Cobalah
anda hayati bahwa kita tidak dapat melepaskan diri dari pemanfaatan teknologi
atau lebih luas lagi pemanfaatan IPTEK namun juga anda amati dan hayati
lingkungan sekitar yang rusak serta terkuras oleh penerapan dan pemanfaatan
IPTEK itu. Masal ini hanya bukan merupakan masalah lingkungan dan perkonomian
hanya terjadi secara lokal ditempat anda saja. Melainkan telah menjadi masalah
dunia atau masalah global.
Dalam
kondisi global yang penuh dengan kesenjangan, masalah dan tantangan baik
ekonomi, social, budaya, politik, maupun lingkungan, pengembangan dan pembinaan
ahlak menjadi kunci penyelamat kehidupan dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
untuk menghadapi prespektif global ekonomi beruapa perekonomian pasar bebas,
beralihnya kawasan ekonomi maju dari Atlantik ke Pasific dan kebangkitan
ekonomi Asia-Afrika, kita bangsa Indonesia wajib siapmental dengan ahlak yang tinggi.
Tantangan global di bidang ekonomi tidak akan kunjung reda. Penyediaan SDM
generasi muda Indonesia menghadapi abad XXI dengan arus globalnya, wajib di
rintis sedini mungkin. Sikap mental wiraswasta harus menjadi SDM menantang.
mksh, tolong tambahi beberapa soal ...untuk latihan.
BalasHapus